Jika anda ingin melihat fotografi atau suku anak dalam maka letakkan panah ke laman fotografi dan klik, maka anda akan masuk ke laman fotografi dan silahkan anda pakai panah kebawah untuk melihat foto yang tersedia.



LANGIT TANPA BATAS

Manusia adalah mahluk yang memiliki banyak keterbatasan, namun ada yang tidak terbatas pada manusia yaitu imajinasi dan kemauan, oleh sebab itu eksplorasilah dan kendalikan kedua hal tersebut, dan mintalah hanya kepada Allah SWT, karena izin Allah SWt lah semua imajinasi dan kemauan dapat diujudkan. Jangan lupa meminta kepada Yang Maha Pencipta, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang

Minggu, 21 Maret 2010

MENGELOLA SAMPAH ORGANIK RUMAH TOKO DENGAN MEMBUAT PUPUK CAIR ORGANIK DI ATAP RUMAH TOKO (RUKO) MENGGUNAKAN BIOREAKTOR PEMBANGKIT PUPUK CAIR (BPPC)




Oleh Dede Martino

Areal yang berada di tepi jalan utama di dalam kota biasanya berharga mahal, sehingga setiap jengkal tanah tersebut menjadi sangat berharga. Oleh sebab itu pada areal yang demikian paling banyak dibuat untuk membuat pertokoan dan perkantoran yang sanggup membiayai pajak atau pembelian tanah tersebut, di Jambi biasanya dibuat rumah toko atau yang sering kita sebut ruko.

Secara fisik struktur ruko dibangun seefisien mungkin, setiap sudut tanahnya diperuntukkan untuk menunjang kegiatan perdagangan, bahkan untuk sekedar menanam sebatang pohonpun sangat sulit. Lantai di depan, samping kira dan kanan serta belakang ruko biasaya disemen sehingga sagat sedikit kemungkinan untuk melakukan penanaman, kecuali tanaman berupa perdu dan ditanam di dala pot yang diletakkan di atas lantai semen.

Bukan hanya kesulitan menanam, kesulitan lain adalah dalam membuat lobang sampah, pada halaman ruko memang bisa dibuat lobang sampah, namun karena apabila lobang sampah tersebut sudah penuh harus ditutup dan digali lobang lainnya maka lobang sampah yang demikian tidak mungkin di buat di halaman toko. Cara lain untuk mengelola sampah ruko adalah dengan membuat tempat sampah permanen, masalah pada tempat sampah yang demikian adalah bau sampah yang tidak nyaman bagi pengunjung atau pembeli yang datang ke ruko tersebut, apabila yang diperjual belikan itu makanan, maka bau tak sedap itu akan mengurangi pembeli. Pada akhirnya dipilih tempat sampah tidak permanen dan bertutup, namun pada cara pengelolaan sampah ruko yang demikian, tempat sampah harus dikuras setiap hari dan ini akan memakan tenaga.



Hal yang sama juga terjadi pada seorang teman, dan dosen saya yaitu bapak Akmal, bapak tersebut mengeluh tentang banyaknya sampah yang dihasilkan oleh toko makanan yang dimilikinya. Saya menyarankan untuk memakai alat pengolah sampah BPPC (Bioreaktor Pembangkit Pupuk Cair) yang merupakan hasil penelitian yang saya buat. Bapak Akmal akhirnya ingin mencoba menggunakan alat tersebut.


Saat itu pak Akmal mulai memisahkan sampah organik dengan sampah an organik yang dihasilkan di rukonya, sampah an organik di buang ke tempat sampah yang terdapat di depan ruko, sedangkan sampah organik di angkut ke atap ruko tempat alat BPPC di instal. Di atap ruko tersebut BPPC di tempatkan untuk dapat memanen sinar matahari yang dibutuhkan oleh peralatan tersebut.


BPPC adalah mesin pengolah sampah organik padat menjadi cairan organik tanpa sisa, hasilnya berupa cairan organik yang mengandung 16 unsur hara baik makro maupun mikro, senyawa organik, mikroorganisme pengurai, pestisida organik, dan hormon tumbuh. Kandungan masing-masing bahan sangat tergantung pada macam sampah organik yang dimasukkan. Peralatan ini higienis karena pengomposan dilakukan secara tertutup, hemat karena kerja pompa udaranya dan sistem pemisahan koloidnya digerakkan oleh sinar matahari, mudah penggunaannya karena tidak membutuhkan pengadukkan atau pencincangan, masa pakai kurang lebih 10 tahun, menggunakan teknologi pencincang biomesin dan penghancuran Bioteknologi. Cairan organiknya bersifat koloid tidak ada padatan sehingga dapat langsung dipergunakan menggunakan alat semprot tanpa tersumbat. Tidak mempergunakan listrik.

Setiap peralatan hanya membutuhkan 1-3 kg sampah organik, dan peralatan akan menghasilkan 1 liter cairan organik, peralatan biasanya dipanen sekali dalam 4 hari. Bila ingin cairan yang pekat, kita dapat membuatnya dengan mengatur masa pemasokkan air tawar ke alat. Bapak Akmal mempergunakan bahan organik berasal dari sisa buah-buahan dan sampah rumah, pupuk yang dihasilkan dipergunakan untuk memupuk tanaman sawit yang sedang diusahaan pak Akmal.



Sekarang Pak Akmal telah dapat membuat pupuk organik sendiri di atas rumah tokonya, halaman menjadi bersih, bahkan pada saat ini Pak Akmal mempekerjakan beberapa orang untuk mengumpulkan sampah sisa buah-buahan dan sayur mayur untuk kebutuhan pabrik pupuk di atas rukonya.

Pupuk buatan pak Akmal sangat baik karena 100% pupuk cair organik yang lengkap dengan organisme pengurai, hormon tumbuh, biopestisida, dan unsur haranya. W arna pupuk yang dihasilkan ada dua macam, yang terbuat dari bahan baku sampah buah-buahan berwarna coklat terang dan sangat reaktif menghasilkan gas, sedangkan bahan baku sayur mayur dan sisa toko berwarna kehitaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar